Category: Artikel


Sekolah Muhammadiyah tidak mengikuti UAS (Ujian Akhir Sekolah) PN Pendidikan Agama Islam. Dan Majelis Dikdasmen PWM DIY telah mengirim surat kepada Kemenag dan Dikpora Propinsi DIY serta, Kemenag dan Dinas Pendidikan Kabupten/Kota.

Hal itu dikatakan Ketua Majelis Dikdasmen PWM DIY Mami Hajaroh di depan 80 guru peserta penyusunan soal UKK dan ISMUBA sekolah Muhammadiyah di Balai Diklat PU Yogyakarta, kemarin.

Menurut Mami Hajaroh, guru pengampu mata pelajaran ISMUBA di sekolah Muhammadiyah  harus mempersiapkan diri dengan penerapan Kurikulum 2013. Dikarenakan Pendidikan Agama Islam meningkat menjadi 2 jam pelajaran, secara otomatis peningkatan tersebut akan berlaku di sekolah Muhammadiyah.

“Meskipun peningkatan jam pelajaran ini masih menunggu keputusan Majelis Dikdasmen,” kata Mami Hajaroh.

Dari rentang 7 – 10 jam pelajaran yang ditetapkan Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah, saat ini pendidikan ISMUBA di Yogyakarta baru mengambil batas minimum, yaitu 7 jam pelajaran. Berbeda dengan Bali, yang saat ini mengambil 10 jam pelajaran. Jika peningkatan 2 jam pelajaran ini menjadi 9 – 10 jam, maka akan sangat berpengaruh terhadap guru ISMUBA di sekolah-sekolah Muhammadiyah.  Karena dalam waktu dekat tidak menerima guru baru, hal ini akan dibebankan kepada guru yang sudah ada.

“Bagi penulis buku, harus bersiap untuk melakukan revisi.  Jika buku belum dicetak tahun ini, guru harus bersikap kreatif, bagaimana dari pedoman yang hanya satu jam menjadi dua jam misalnya,” ujar Mami Hajaroh. (sumber : http://www.dikdasmenpwmdiy.org.id)

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh menegaskan bahwa kurikulum 2013 hingga kini tidak ditolak masyarakat.

“Uji publik kurikulum 2013 itu sampai tanggal 23 Desember, tapi mayoritas setuju bahwa kurikulum harus berubah,” katanya saat ditemui di Surabaya, Sabtu (15/12) sore.

Ia menjelaskan, tidak adanya penolakan kurikulum 2013 itu karena kesadaran akan tantangan masa depan yang komplek. “Apalagi, kemampuan sains anak didik kita juga sangat rendah, akibat pendidikan yang berorientasi hafalan, karena itu proses pendidikan akan kita ubah berorientasi saintifik,” tambahnya.

Menurut Mohammad Nuh, meski tidak ditolak, namun banyak kalangan yang mempertanyakan kesiapan guru dalam mempraktikkan kurikulum baru itu. Oleh karena itu pihaknya akan cepat merespons saran masyarakat itu.

“Karena itu, begitu uji publik kurikulum 2013 itu selesai, maka kami secepat mempersiapkan pelatihan guru. Tidak ada jawaban yang pas untuk pertanyaan tentang kesiapan guru, kecuali melakukan persiapan itu,” katanya.(Sumber : Metro News.com,surabaya)

Aspek yang dinilai dalam Penilaian Kinerja Guru (Hasil revisi)

Aspek yang dinilai dalam Penilaian Kinerja Guru (Hasil revisi)
Guru sebagai pendidik profesional mempunyai tugas utama mendidik, mengajar,membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Selain tugas utama tersebut, guru juga dimungkinkan memiliki tugas-tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
Penilaian kinerja guru kelas/mata pelajaran dan guru BK/Konselor dilakukan dengan mengacu kepada dimensi tugas utama guru yang meliputi kegiatan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi dan menilai termasuk di dalamnya menganalisis hasil penilaian dan melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian.
Dimensi tugas utama ini kemudian diturunkan menjadi indikator kinerja yang dapat terukur sebagai bentuk unjuk kerja guru dalam melaksanakan tugas utamanya sebagai perwujudan dari kompetensi yang dimiliki guru, khususnya kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional.
Pengembangan instrumen penilaian kinerja guru kelas/mata pelajaran dan guru BK / Konselor yang mencakup tiga (3) dimensi tugas utama dengan indikator kinerjanya masing-masing. Untuk masing-masing indikator kinerja dari setiap butir dimensi tugas utama akan dinilai dengan menggunakan rubrik penilaian yang lebih rinci untuk melihat apakah unjuk kerja dari kepemilikan kompetensi tersebut tampak dalam hasil kajian dokumen perencanaan termasuk dokumen pendukung lainnya dan hasil pengamatan yang dilaksanakan oleh penilai pada saat melakukan pengamatan dalam pembelajaran.
Kisi-kisi instrumen yang menggambarkan hubungan antara dimensi tugas utama dan indikator kinerjanya dapat diperlihatkan pada`tabel berikut:
1. KISI-KISI PENILAIAN KINERJA GURU KELAS/MATA PELAJARAN
NO DIMENSI TUGAS UTAMA / INDIKATOR KINERJA GURU
I PERENCANAAN PEMBELAJARAN
1. Guru memformulasikan tujuan pembelajaran dalam RPP sesuai dengan kurikulum/silabus dan memperhatikan karakteristik peserta didik..
2. Guru menyusun bahan ajar secara runut, logis, kontekstual dan mutakhir
3. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang efektif
4. Guru memilih sumber belajar/ media pembelajaran sesuai dengan materi dan strategi pembelajaran
II. PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN YANG AKTIF DAN EFEKTIF
A. Kegiatan Pendahuluan
5. Guru memulai pembelajaran dengan efektif
B. Kegiatan Inti
6. Guru menguasai materi pelajaran.
7. Guru menerapkan pendekatan/strategi pembelajaran yang efektif
8. Guru memanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran.
9. Guru memicu dan/atau memelihara keterlibatan siswa dalam pembelajaran
10. Guru menggunakan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran
C. Kegiatan Penutup
11. Guru mengakhiri pembelajaran dengan efektif
III PENILAIAN PEMBELAJARAN
12. Guru merancang alat evaluasi untuk mengukur kemajuan dan keberhasilan belajar peserta didik.
13. Guru menggunakan berbagai strategi dan metode penilaian untuk memantau kemajuan dan hasil belajar peserta didik dalam mencapai kompetensi tertentu sebagaimana yang tertulis dalam RPP
14. Guru memanfatkan berbagai hasil penilaian untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik tentang kemajuan belajarnya dan bahan penyusunan rancangan pembelajaran selanjutnya.
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU
BUKU 2
PEDOMAN PELAKSANAAN
PENILAIAN KINERJA GURU
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
PUSAT PENGEMBANGAN PROFESI PENDIDIK 2012

Cara pandang merupakan rangkaian asumsi, konsepsi, dan nilai yang membentuk cara bagaimana seseorang melihat diri dan lingkungannya. Cara pandang sangat berpengaruh pada bagaimana cara seseorang berpikir, bersikap, dan bertingkah laku. Jika seseorang memiliki asumsi, konsepsi, dan nilai yang bersifat negatif maka orang tersebut memiliki cara pandang yang negatif. Cirinya, dalam melihat realitas diri dan lingkungannya lebih condong pada sesuatu hal yang negatif sehingga pikiran, sikap dan tingkah lakunya juga negatif.
David Burns, seorang ahli ilmu penyakit jiwa dan perilaku dari Stanford University menemukan  ada sepuluh cara pandang negatif yaitu:
1.    Semua atau tidak sama sekali
Cara pandang ini membuat pemiliknya hanya mempunyai satu pilihan saja, menjadi pahlawan atau tidak sama sekali.    Kesalahan sekecil apa pun tidak ditolelirnya.
2.    Terlalu mudah menyamaratakan sebuah peristiwa
Seseorang yang memiliki cara pandang seperti ini akan berpikir, jika hari ini saya mendapat suatu kegagalan maka akan saya dapatkan hal yang sama di hari-hari berikutnya.
3.    Memiliki mental yang tak berimbang
Yaitu orang yang menganggap kegagalan yang diperoleh, sekecil apa pun itu, akan menghapus semua kesuksesan yang pernah ia capai.
4. Mengecilkan pikiran yang positif
Bagi orang yang memiliki cara pandang seperti ini tak pernah menghargai prestasi yang telah dicapainya. Ia selalu membandingkan dengan sesuatu yang lebih besar sehingga menganggap rendah dirinya, tak pernah ada rasa syukur dalam batinnya.
5. Mudah melompat pada kesimpulan
Misalnya, jika seseorang tak menjawab telpon darinya ia sudah menganggap orang itu benci kepadanya.
6.  Memandang tanpa menggunakan proporsi tepat
Memandang masalah yang sebenarnya kecil sebagai masalah besar
7.  Salah menentukan identitas diri
Sifat yang sebenarnya berkaitan dengan emosi dijadikan identitas diri yang menetap. Misalnya, banyak orang yang menilai kemalasan merupakan identitas diri, padahal itu hanya perkara emosi yang bisa diubah.
8. Memaksa orang lain sesuai apa yang kita maui dan pikirkan
Cara pandang seperti ini menganggap orang lain selalu mempunyai pikiran dan emosi yang sama dengan dirinya. Sehingga apabila ia sedih atau khawatir menghadapi suatu masalah, maka orang lain harus bersikap seperti itu.
9.  Menerapkan label yang salah
Pandangan ini sangat mengganggu apabila dimiliki oleh seseorang. Ia selalu menganggap dirinya pecundang jika tidak bisa mencapai tujuan tertentu. Label pecundang ini akan terus melekat dan susah dihilangkan. Sulit sekali bagi orang yang berpandangan seperti ini untuk berani mencoba dan mencoba lagi.

10. Terlalu menyalahkan diri sendiri
Pandangan seperti ini disebut juga “the mother of guilt”. Segala kesalahan terhadap suatu kegagalan selalu ditimpakan kepada dirinya, meskipun sebenarnya ia tak mempunyai konstribusi sedikit pun terhadap kegagalan itu.

Pelaksanaan Tryout tahap 1

Alhamdulillah ujicoba UN atau sering disebut Try Out(TO) tahap pertama di SMA Muhammadiyah Wonosari telah berjalan dengan lancar,tertib sesuai dengan rencana. TO tahap pertama ini diikuti oleh peserta didik klas XII IPA sebanyak 1 kelas dan 2 kelas dari XII IPS,diselenggarakan tgl 1 – 7 Februari 2012 dengan materi UN dan non UN sebanyak 12 mapel, dan diakhiri dengan pembagian Laporan Hasil TO kepada orang tua/wali hari ini Sabtu tanggal 11 Februari 2012.

Adapun rekapitulasi Hasil TO  tahap pertama ini adalah:

Prosentase kelulusan(prediksi kelulusan UN dari hasil murni TO) untuk IPA sebanyak 30%, IPS 14,6%

Nilai rata-rata IPA =5,07 , IPS = 4,45

Nilai tertinggi IPA = 6,07, IPS = 5,88

Nilai terendah IPA = 4,00, IPS = 3,14

Jika dibanding TO tahap pertama tahun sebelumnya menunjukkan adanya peningkatan baik pada rata-rata, nilai tertinggi maupun nilai terendahnya.

Hasil TO ini menggambarkan kesiapan dan kemampuan peserta didik dalam menghadapi Ujian Nasional yang akan digelar 16 hingga 19 April 2012 mendatang

Dari sejumlah orangtua yang diharapkan hadir 100% pada kenyataannya hanya 75% kehadiran orangtua/wali. Hal ini menunjukkan masih adanya tidak kepedulian orang tua terhadap keberhasilan putra putrinya dalam menghadapi Ujian Akhir tahun ini.

Dra.Sri Wahyuni Dwiyanti,M.Pd selaku Kepala Sekolah mengharapkan adanya peningkatan kepedulian orangtua serta kepengawasannya terhadap seluruh aktifitas putra-putrinya. Hal ini disampaikan saat memberikan sambutannya pada acara penyerahan hasil TO tahap pertama di SMA Muhammadiyah Wonosari.

Disamping penjelasan dari sekolah tentang   hasil TO, juga disampaikan oleh Rahmat Susanto,S.Psi selaku guru BP tentang serba serbi masuk PT Negeri khususnya jalur Undangan dan Jalur Tulis serta jalur Bidik Misi kepada orangtua/wali murid