Latest Entries »

Tata tertib Karyawan

Download Tata tertib Karyawan

Download Tata Tertib Guru

Download Tata Tertib siswa

Download Daftar Hadir 2013-2014

Download Kalender Pendidikan th aj.2013-2014

Download Nama Calon Guru diterima

Angka partisipasi dalam suatu kegiatan penting diketahui, dengan mengetahui angka partisipasi tersebut dapat dinilai apakah kegiatan tersebut disukai masyarakat atau tidak disukai. Semakin besar angka partisipasi suatu program pendidikan berarti, program, lembaga, daerah tersebut berkualitas, sebaliknya kurang dan peserta banyak berhenti dalam proses pelaksanaan program berarti program, lembaga dan daerah tersebut tidak berkualitas. Berikut disampaikan beberapa konsep tentang berkaitan dengan Partisipasi dalam pendidikan.

Angka Partisipasi Kasar (APK)

Angka Partisipasi Kasar (APK) didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah murid pada jenjang pendidikan tertentu (SD, SLTP, SLTA dan sebagainya) dengan penduduk kelompok usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. Hasil perhitungan APK ini digunakan untuk mengetahui banyaknya anak yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan tertentu pada wilayah tertentu.
Semakin tinggi APK berarti semakin banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan pada suatu wilayah. Nilai APK bisa lebih bes dari 100 % karena terdapat murid yang berusia di luar usia resmi sekolah, terletak di daerah kota, atau terletak pada daerah perbatasan.
Rumus :

Jumlah murid di tingkat pendidikan tertentu *
APK = ———————————————— 100%
Jumlah penduduk usia tertentu

*) Keterangan :

• Tingkat Sekolah Dasar (SD) : Kelompok usia 7 – 12 tahun
• Tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) : Kelompok usia 13 – 15 tahun
• Tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) : Kelompok usia 16 – 18 tahun

Angka Partisipasi Murni (APM)

Angka Partisipasi Murni (APM) didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah siswa kelompok usia sekolah pada jenjang pendidikan tertentu dengan penduduk usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. Indikator APM ini digunakan untuk mengetahui banyaknya anak usia sekolah yang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan yang sesuai.
Semakin tinggi APM berarti banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu daerah pada tingkat pendidikan tertentu. Nilai ideal APM = 100 % karena adanya murid usia sekolah dari luar daerah tertentu, diperbolehkannya mengulang di setiap tingkat, daerah kota,atau daerah perbatasan.
Rumus :

Jml murid kelp usia sekolah di jenjang pendidikan tententu *
APM = —————————————————— x 100%
Jumlah penduduk kelompok usia tertentu *

*) Keterangan :
• Tingkat Sekolah Dasar (SD) : Kelompok usia 7 – 12 tahun
• Tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) : Kelompok usia 13 – 15 tahun
• Tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) : Kelompok usia 16 – 18 tahun

Angka Partisipasi Sekolah (APrS)

Angka Partisipasi Sekolah (APrS) didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah murid kelompok usia sekolah tertentu yang bersekolah pada berbagai jenjang pendidikan dengan penduduk kelompok usia sekolah yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. Indokator ini digunakan untuk mengetahui banyaknya anak usia sekolah yang telah bersekolah di semua jenjang pendidikan.
Makin tinggi AprS berarti makin banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu daerah. Nilai ideal AprS = 100 % dan tidak akan terjadi lebih besar dari 100 %, karena murid usia sekolah dihitung dari murid yang ada di semua jenjang pendidikan pada suatu daerah.
Rumus :
N1
APrS = — x 100 %
N2
dimana :
N1 = Jumlah murid berbagai jenjang pendidikan pada kelompok usia sekolah tertentu
N2 = Jumlah penduduk pada kelompok usia sekolah tertentu yang sesuai

Angka Mengulang (AU)

Angka Mengulang (AU) didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah murid mengulang pada jenjang pendidikan tertentu (SD, SLTP, SLTA dan sebagainya) dengan murid pada jenjang pendidikan tertentu dan dinyatakan dalam persentase. Hasil perhitungan AU ini digunakan untuk mengetahui banyaknya siswa mengulang di suatu jenjang pendidikan tertentu pada wilayah tertentu.
Semakin tinggi AU berarti semakin banyak siswa yang mengulang di suatu jenjang pendidikan pada suatu wilayah.
Rumus :

Jumlah murid mengulang di tingkat pendidikan tertentu
AU = —————————————————- 100%
Jumlah siswa di tingkat pendidikan tertentu

Angka Putus Sekolah (APtS)

Angka Putus Sekolah (APts) didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah murid putus sekolah pada jenjang pendidikan tertentu (SD, SLTP, SLTA dan sebagainya) dengan jumlah murid pada jenjang pendidikan tertentu dan dinyatakan dalam persentase. Hasil perhitungan APtS ini digunakan untuk mengetahui banyaknya siswa putus sekolah di suatu jenjang pendidikan tertentu pada wilayah tertentu.
Semakin tinggi AptS berarti semakin banyak siswa yang putus sekolah di suatu jenjang pendidikan pada suatu wilayah.
Rumus :

Jumlah murid putus sekolah di tingkat pendidikan tertentu
APtS =—————————————————— x100%
Jumlah siswa di tingkat pendidikan tertentu

Dengan mengetahui tingkat angkat partisipasi kita dapat menilai apakah sekolah, daerah, direktorat/departemen pendidikan tersebut mempunyai kualitas. Angka partisipasi kasar tingkat SMP pada tahun 2009 diharapkan mencapai 96 %.

Sekolah Muhammadiyah tidak mengikuti UAS (Ujian Akhir Sekolah) PN Pendidikan Agama Islam. Dan Majelis Dikdasmen PWM DIY telah mengirim surat kepada Kemenag dan Dikpora Propinsi DIY serta, Kemenag dan Dinas Pendidikan Kabupten/Kota.

Hal itu dikatakan Ketua Majelis Dikdasmen PWM DIY Mami Hajaroh di depan 80 guru peserta penyusunan soal UKK dan ISMUBA sekolah Muhammadiyah di Balai Diklat PU Yogyakarta, kemarin.

Menurut Mami Hajaroh, guru pengampu mata pelajaran ISMUBA di sekolah Muhammadiyah  harus mempersiapkan diri dengan penerapan Kurikulum 2013. Dikarenakan Pendidikan Agama Islam meningkat menjadi 2 jam pelajaran, secara otomatis peningkatan tersebut akan berlaku di sekolah Muhammadiyah.

“Meskipun peningkatan jam pelajaran ini masih menunggu keputusan Majelis Dikdasmen,” kata Mami Hajaroh.

Dari rentang 7 – 10 jam pelajaran yang ditetapkan Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah, saat ini pendidikan ISMUBA di Yogyakarta baru mengambil batas minimum, yaitu 7 jam pelajaran. Berbeda dengan Bali, yang saat ini mengambil 10 jam pelajaran. Jika peningkatan 2 jam pelajaran ini menjadi 9 – 10 jam, maka akan sangat berpengaruh terhadap guru ISMUBA di sekolah-sekolah Muhammadiyah.  Karena dalam waktu dekat tidak menerima guru baru, hal ini akan dibebankan kepada guru yang sudah ada.

“Bagi penulis buku, harus bersiap untuk melakukan revisi.  Jika buku belum dicetak tahun ini, guru harus bersikap kreatif, bagaimana dari pedoman yang hanya satu jam menjadi dua jam misalnya,” ujar Mami Hajaroh. (sumber : http://www.dikdasmenpwmdiy.org.id)

Download Jadwal Tryout 2013

Download Materi Spermatophyta